Nakama pongo, kali ini artikel akan memuat tentang kata kerja dalam bahasa Jepang nih! Apakah tahu kalau kata kerja dalam bahasa Jepang itu ada tingkatannya masing-masing saat membuat suatu kata. Penggunaan kata kerja dalam bahasa Jepang cukup berbeda dengan bahasa Indonesia. Kata kerja bahasa Jepang memiliki bentuk dasar dan dapat berubah. Perubahan kata kerja dipengaruhi keterangan waktu, bentuk negatif, formal, dan sebagainya.
Kata kerja dasar dapat digunakan dalam percakapan santai. Percakapan formal, kata kerja dasar perlu diubah menjadi bentuk lain. Kata kerja dalam bahasa Jepang memiliki beberapa tingkatan terkait formal. Misalnya, untuk meninggikan lawan bicara atau untuk berbicara seolah merendahkan diri.
Jidoushi tadoushi nampaknya dikenal sebagai salah satu materi sulit ketika mempelajari bahasa Jepang. Jenis kata kerja tersebut memang membingungkan karena bersembunyi dibalik kanji beserta hiragana, sehingga artinya berbeda. Meski begitu, kata kerja intransitif beserta transitif ini mudah dipahami dengan memakai metode tertentu.
Metode tersebut dapat dilakukan dengan mempelajari pasangan verbal tersebut serta partikel yang mendampinginya. Buatlah daftar kata kerja yang sering dipakai kemudian coba menghafal, namun tidak ingin menghafal bisa memakai kamus yang sudah dilengkapi dengan keterangan. Dengan begitu, mempelajari kata kerja transitif serta intransitif menjadi lebih gampang dan cepat. Mempelajari materi ini dapat dilakukan dimana saja, berikut ini pembahasan mengenai jidoushi tadoushi serta informasi lainnya yang wajib disimak oleh pemula. Namun, pembahasan kali ini berkisar tingkat yang umum saja.
Kata kerja transitif (jidoushi)
kata transitif adalah verb yang sedang dilakukan, misalnya dalam kalimat “Saya makan popcorn”. Penjelasannya makan terjadi pada popcorn sehingga bisa disebut sebagai kata kerja transitif, sedangkan pada intransitif (Tadoushi), tidak mempunyai target tertentu, contohnya “Anna berjalan”. Dalam kalimat tersebut berjalan tidak terjadi sesuatu dan hanya kegiatan yang dilakukan Anna.
Jidoushi tadoushi memang tidak jauh berbeda dengan kata kerja dalam bahasa Inggris. Pada bahasa Jepang, ada beberapa perbedaan penting antara dua jenis verb tersebut. Pertama, setiap kata kerja hanya bisa digunakan satu cara, baik itu transitif atau intransitif. Jadi, kata tersebut tidak pernah diterapkan secara bersamaan dalam satu kalimat.
Memilih kata kerja yang digunakan berarti ada pula perbedaan dalam membuat kalimat dengan intransitif atau transitif. Kedua jenis verb tersebut selalu diterapkan dalam bahasa Jepang. Oleh karena itu, pemula perlu mengetahui cara menyusun dan memahami keduanya pada kalimat.
Kata Intransitif. Kata kerja tersebut memiliki subyek sebagai pelaku, dan obyek yang dikenai tindakan. Oleh karena itu, dalam membuat kalimat membutuhkan tiga bagian yaitu transitif verb, subyek serta obyek. Contoh transitif verb, taberu (makan), akuru (mengirim), akeru (buka), shimeru (tutup), kesu (hapus), dan lain sebagainya.
Cara Membedakan Kalimat Transitif dan Intransitif
Apabila telah mengetahui kata kerja pasangan dari jidoushi tadoushi, namun masih bingung dalam mengingatnya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengingatnya. Pertama, jika ada salah satu verb berakhiran “-su”, mungkin termasuk transitif. Contohnya, Anna wa michi o watasu (Anna memegang kunci), termasuk transitif karena kuncinya sudah dipengaruhi.
Selanjutnya, jika ada kedua verbs berakhiran dengan “-reru” dan lainnya dengan “-ru” biasanya termasuk transitif. Misalnya, Kana no te zukuri boushi ga yoku ureru (Topi buatan Kana sering dijual) termasuk intransitif, sedangkan transitif pada Kana no te zukuri boushi o yoku uru (Kita sering menjual topi buatan Kana).
Terakhir, apabila terdapat satu dari dua verbs yang berakhiran “-aru” dan “-eru”. Misalnya pada kalimat Yuta wa iro ga kawaru (Yuta mengubah warna), termasuk intransitif karena menjelaskan warna milik Yuta berubah tanpa seseorang atau sesuatu yang mengubahnya. Lalu, Yuta wa iro wo kaeru (Yuta mengubah warnanya), tergolong transitif karena terdapat tindakan ketika mengubahnya.
Sebelum memakai kata kerja, ada baiknya untuk mengetahui jidoushi tadoushi. Terdapat sejumlah alasan mengenai penggunaan kata kerja transitif serta intransitif. Berikut ini alasan yang perlu diketahui bagi pemula, antara lain:
Pasangan Verb Tidak Dapat Di Ubah
Terdapat dua kalimat menggunakan pasangan dari kata kerja seperti hajimaru (dimulai) termasuk dalam intransitif, beserta intransitif pada hajimeru (untuk memulai). Keduanya memiliki arti yang berbeda tergantung bagaimana menggunakannya. Contoh: jugyou ga hajimaru mae ni toire ni itte kuru (Saya akan pergi ke kamar mandi sebelum kelas dimulai).
Sedangkan contoh lainnya, jugyou o hajimeru mae ni toire itte kuru (saya akan pergi ke kamar mandi sebelum saya memulai kelas). Selain kedua kata kerja dalam kedua kalimat tersebut, terdapat partikel yang berbeda. Transitif biasanya menggunakan partikel “o” setelah kata kelas, dan intransitif memakai “ga”.
Penggunaan Partikel Pada Kata Kerja
Kata kerja transitif biasanya berperan sebagai orang atau benda, sehingga akan ada obyek partikel “o”. Pada contoh kalimat sebelumnya mendeskripsikan kelas yang dimulai, tetapi tidak ada tindakan untuk memulainya. Oleh karena itu, partikel “ga” ditambahkan setelah kata kelas. Sebaliknya, jika ada tindakan untuk memulai kelas maka partikel “o” akan digunakan.
Dengan begitu, mengecek kata kerja jidoushi tadoushi serta menggunakan partikel yang benar sangat penting. Apabila tidak memahami latihan dengan penggunaan yang benar dan memahami verbs serta partikelnya, maka akan membuat pemula kesulitan di materi berikutnya. Hal tersebut juga bisa membuat penerapannya pada kalimat menjadi salah.
Konjugasi Kata Kerja Dalam Bahasa Jepang
Kalimat konjugasi dalam bahasa Jepang, yaitu kata kerja menjadi bentuk “-te” dan “-iru”. Misalnya jika mengkonjugasi benkyou suru (belajar) termasuk transitif ke bentuk –te dan menambahkan –iru. Maka contoh akan menjadi benkyou shite iru (sedang belajar).
Selanjutnya, jika konjugasi intransitif seperti iku (pergi) ke dalam bentuk –te dan –iru, maka akan menjadi itte iru (akan pergi). Contoh lain seperti Yuji wa toshokan de benkyou shitte iru (Yuji sedang belajar di perpustakaan), serta Yuji wa toshokan ni itte iru (Yuji telah pergi ke perpustakaan).
Kata transitif pada bentuk –te + iru menjelaskan tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sesuatu yang masih berlangsung. Sedangkan, intransitif dalam bentuk –te + iru menjelaskan tindakan yang telah dikerjakan atau terjadi. Misalnya pada pan o yaite iru (seseorang sedang memanggang roti), serta pan ga yakete iru (roti telah dipanggang).
Pada kalimat pertama menggunakan kata kerja transitif yaku (untuk memanggang) dalam bentuk –te + iru dengan partikel o menjadi sedang melakukan tindakan memanggang. Kalimat kedua memakai intransitif yakeru (telah dipanggang) dalam bentuk –te + iru dengan partikel ga artinya roti telah dipanggang.
Kata Kerja Sesuai Golongan dan Perubahan Dalam Bahasa Jepang
Setelah mengenal kalimat transitif dan intransitif, berikut akan dijelaskan beberapa kata kerja dalam bahasa Jepang. Kata kerja dalam bahasa Jepang dibagi atas tiga golongan, yaitu golongan 1, golongan 2, dan golongan 3. Berikut akan dipaparkan masing-masing kata kerja yang termasuk dalam masing-masing golongan kata kerja dalam bahasa Jepang sebagai berikut.
Kata Kerja Golongan 1 (グループ1動詞)
Kata kerja golongan pertama adalah kata kerja dengan akhiran “-ere” dan “-iru”.
Ada beberapa pengecualian, seperti kata “kaeru”, “kiru”, dan “hashiru” yang masuk ke dalam golongan 2.
• Kata kerja dalam bentuk formal: “ru” diubah menjadi “masu”.
Contoh: “Taberu” menjadi “tabemasu”
• Kata kerja dalam bentuk negatif casual: “ru” diubah menjadi “nai”.
Contoh: “Taberu” menjadi “Tabenai”.
• Kata kerja dalam bentuk negatif formal: “ru” diubah menjadi “masen”.
Contoh: “Taberu” menjadi “tabemasen”.
• Kata kerja dalam bentuk lampau positif formal: “ru” diubah menjadi “mashita”.
Contoh: “Taberu” menjadi “tabemashita”.
• Bentuk negatif lampau formal: “ru” diubah menjadi “masen deshita”.
Contoh: “Taberu” menjadi “tabemasen denshita”.
Berikut tabel kata kerja golongan 1
Kata Kerja Akhiran “U”
Au = Aimasu (Bertemu)
Kau = Kaimasu (Membeli)
Tsukau = Tsukaimasu (Memakai)
Kata Kerja Akhitan “Tsu”
Tatsu =Tachimasu (Berdiri)
Matsu = Machimasu (Menunggu)
Kata Kerja Berakhiran “Ru”
Hashiru = Hashirimasu (Berlari)
Kakaru = Kakarimasu (Memerlukan)
Noru = Norimasu (Naik (kendaraan))
Agaru = Agarimasu (Naik (tangga))
Tooru = Toorimasu (Melewati)
Noboru =Noborimasu (Mendaki)
Kaeru = Kaerimasu (Pulang)
Kata Kerja Berakhiran “Mu”
Yomu = Yomimasu (Membaca)
Nomu = Nomimasu (Minum)
Yasumu = Yasumimasu (Istirahat)
Kata Kerja Berakhiran “Nu”
Shinu = Shimasu (Mati)
Kata Kerja Berakhiran “Bu”
Asobu = Asobimasu (Bermain)
Kata Kerja Berakhiran “Ku”
Hataraku = Hatarakimasu (Bekerja)
Iku = Ikimasu (Pergi)
Hiku = Hikimasu (Menarik)
Aruku = Arukimasu (Berjalan)
Kata Kerja Berakhiran “Gu”
Oyogu = Oyogimasu (Berenang)
Kagu = Kagimasu (Mencium)
Isogu = Isogimasu (Sibuk)
Kata Kerja Berakhiran “Su”
Hanasu = Hanashimasu (Berbicara)
Kaesu = Kaeshimasu (Mengembalikan)
Dasu = Dashimasu (Mengeluarkan)
Osu = Oshimasu (Menekan)
Watasu = Watashimasu (Menyerahkan)
Tabel berikut menunjukkan beberapa kata kerja akhiran “-eru” dan “-iru”.
Ataeru = Ataemasu (Beli)
Deru = Demasu (Keluar)
Waureru = Wasuremasu (Lupa)
Taberu = Tabemasu (Makan)
Neru = Nemasu (Tidur)
Miru = Mimasu (Menonton)
Abiru = Abimasu (Mandi)
Kata Kerja Golongan 2 (グループ2動詞)
Kata kerja golongan kedua adalah kumpulan kata kerja dengan akhiran selain “-eru” dan “-iru”.
• Bentuk formal: huruf terakhir “u” diubah huruf vokal “i”, ditambah “masu”.
Contoh: “Kaku”, huruf terakhir “u” diubah menjadi “i”, ditambah “masu”, menjadi “kakimasu”.
• Bentuk negatif casual: “huruf terakhir “u” diubah menjadi “a”, ditambah “nai”.
Contoh: “Kaku” menjadi “kakanai”.
• Bentuk negatif formal: bentuk formal “masu” diubah menjadi “masen”.
Contoh: “Kaku” menjadi “kakimasen”.
• Bentuk lampau formal: bentuk formal “masu” diubah menjadi “mashita”.
Contoh: “Kaku” menjadi “kakimashita”
• Bentuk lampau negatif formal: bentuk formal “masu” diubah menjadi “masen deshita”.
Contoh: “Kaku” menjadi “kakimasen deshita”.
Toru = Torimasu (Mengambil)
Yomu = Yomimasu (Membaca)
Hanasu = Hanashimasu (Berbicara)
Tsukuru = Tsukurimasu (Membuat)
Hiraku = Hirakimasu (Membuka)
Sagasu = Sagashimasu (Mencari)
Tomaru = Tomarimasu (Berhenti)
Chikakuzuku = Chikakuzukimasu (Dekat)
Kiku = Kikimasu (Mendengar)
Iu = Imasu (Kata)
Hashiru = Hashirimasu (Lari)
Aruku = Arukimasu (Jalan)
Asobi = Asobimasu (Bermain)
Nomu = Nomimasu (Minum)
Agaru = Agarimasu (Naik)
Wakaru = Wakarimasu (Mengerti)
Iku = Ikimasu (Pergi)
Omou = Omoimasu (Fikir)
Kiru = Kirimasu (Memotong)
Kaeru = Kaerimasu (Pulang)
Warau = Waraimasu (Tertawa)
Tsuku = Tsukimasu (Tiba)
Kaku = Kakimasu (Menulis)
Matsu = Machimasu (Menunggu)
Kata Kerja Golongan 3 (グループ3動詞)
Kata kerja golongan 3 adalah kata kerja yang tidak beraturan. Hanya terdapat dua kata kerja pada golongan ini, yaitu “kuru” dan “suru”. Kata kerja golongan ketiga bentuk formal, “kuru” berubah menjadi “kimasu”. “Suru” berubah menjadi “shimasu”. Suru (Laku (melakukan))
• Suru (Laku ((melakukan))
Hiragana: する
Jenis kata kerja Perubahan Bahasa Indonesia
Formal (Shimasu/ Melakukan)
Negatif (Shimasen/ Tidak melakukan)
Positif lampau (Shimashita/ Telah melakukan)
Negatif positif lampau (Shimasen deshita/ Tidak melakukan kemarin)
• Kuru (Datang)
Hiragana: くる
Kanji: 来る
Jenis kata kerja Perubahan Bahasa Indonesia
Positif (Kimasu/ Datang)
Negatif (Kimasen/ Tidak datang)
Positif lampau (Kimashita/ Sudah datang)
Negatif lampau (Kimasen deshita/ Tidak datang kemarin)
Sekian penjelasan terkait kalimat transitif, intransitif dan perubahan kata kerja dari positif, negatif, positif lampau dan negatif lampau. Semoga semakin semangat ya dalam belajar bahasa Jepang. Nakama pongo juga bisa belajar bahasa Jepang mengenai bahasa Jepang melalui situs website wikipedia dan juga bisa membaca artikel mengenal kata sifat dalam bahasa Jepang melalui link
Nakama pongo, kali ini artikel akan memuat tentang kata kerja dalam bahasa Jepang nih! Apakah tahu kalau kata kerja dalam bahasa Jepang itu ada tingkatannya masing-masing saat membuat suatu kata. Penggunaan kata kerja dalam bahasa Jepang cukup berbeda dengan bahasa Indonesia. Kata kerja bahasa Jepang memiliki bentuk dasar dan dapat berubah. Perubahan kata kerja dipengaruhi keterangan waktu, bentuk negatif, formal, dan sebagainya.
Kata kerja dasar dapat digunakan dalam percakapan santai. Percakapan formal, kata kerja dasar perlu diubah menjadi bentuk lain. Kata kerja dalam bahasa Jepang memiliki beberapa tingkatan terkait formal. Misalnya, untuk meninggikan lawan bicara atau untuk berbicara seolah merendahkan diri.
Jidoushi tadoushi nampaknya dikenal sebagai salah satu materi sulit ketika mempelajari bahasa Jepang. Jenis kata kerja tersebut memang membingungkan karena bersembunyi dibalik kanji beserta hiragana, sehingga artinya berbeda. Meski begitu, kata kerja intransitif beserta transitif ini mudah dipahami dengan memakai metode tertentu.
Metode tersebut dapat dilakukan dengan mempelajari pasangan verbal tersebut serta partikel yang mendampinginya. Buatlah daftar kata kerja yang sering dipakai kemudian coba menghafal, namun tidak ingin menghafal bisa memakai kamus yang sudah dilengkapi dengan keterangan. Dengan begitu, mempelajari kata kerja transitif serta intransitif menjadi lebih gampang dan cepat. Mempelajari materi ini dapat dilakukan dimana saja, berikut ini pembahasan mengenai jidoushi tadoushi serta informasi lainnya yang wajib disimak oleh pemula. Namun, pembahasan kali ini berkisar tingkat yang umum saja.
Kata kerja transitif (jidoushi)
kata transitif adalah verb yang sedang dilakukan, misalnya dalam kalimat “Saya makan popcorn”. Penjelasannya makan terjadi pada popcorn sehingga bisa disebut sebagai kata kerja transitif, sedangkan pada intransitif (Tadoushi), tidak mempunyai target tertentu, contohnya “Anna berjalan”. Dalam kalimat tersebut berjalan tidak terjadi sesuatu dan hanya kegiatan yang dilakukan Anna.
Jidoushi tadoushi memang tidak jauh berbeda dengan kata kerja dalam bahasa Inggris. Pada bahasa Jepang, ada beberapa perbedaan penting antara dua jenis verb tersebut. Pertama, setiap kata kerja hanya bisa digunakan satu cara, baik itu transitif atau intransitif. Jadi, kata tersebut tidak pernah diterapkan secara bersamaan dalam satu kalimat.
Memilih kata kerja yang digunakan berarti ada pula perbedaan dalam membuat kalimat dengan intransitif atau transitif. Kedua jenis verb tersebut selalu diterapkan dalam bahasa Jepang. Oleh karena itu, pemula perlu mengetahui cara menyusun dan memahami keduanya pada kalimat.
Kata Intransitif. Kata kerja tersebut memiliki subyek sebagai pelaku, dan obyek yang dikenai tindakan. Oleh karena itu, dalam membuat kalimat membutuhkan tiga bagian yaitu transitif verb, subyek serta obyek. Contoh transitif verb, taberu (makan), akuru (mengirim), akeru (buka), shimeru (tutup), kesu (hapus), dan lain sebagainya.
Cara Membedakan Kalimat Transitif dan Intransitif
Apabila telah mengetahui kata kerja pasangan dari jidoushi tadoushi, namun masih bingung dalam mengingatnya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengingatnya. Pertama, jika ada salah satu verb berakhiran “-su”, mungkin termasuk transitif. Contohnya, Anna wa michi o watasu (Anna memegang kunci), termasuk transitif karena kuncinya sudah dipengaruhi.
Selanjutnya, jika ada kedua verbs berakhiran dengan “-reru” dan lainnya dengan “-ru” biasanya termasuk transitif. Misalnya, Kana no te zukuri boushi ga yoku ureru (Topi buatan Kana sering dijual) termasuk intransitif, sedangkan transitif pada Kana no te zukuri boushi o yoku uru (Kita sering menjual topi buatan Kana).
Terakhir, apabila terdapat satu dari dua verbs yang berakhiran “-aru” dan “-eru”. Misalnya pada kalimat Yuta wa iro ga kawaru (Yuta mengubah warna), termasuk intransitif karena menjelaskan warna milik Yuta berubah tanpa seseorang atau sesuatu yang mengubahnya. Lalu, Yuta wa iro wo kaeru (Yuta mengubah warnanya), tergolong transitif karena terdapat tindakan ketika mengubahnya.
Sebelum memakai kata kerja, ada baiknya untuk mengetahui jidoushi tadoushi. Terdapat sejumlah alasan mengenai penggunaan kata kerja transitif serta intransitif. Berikut ini alasan yang perlu diketahui bagi pemula, antara lain:
Pasangan Verb Tidak Dapat Di Ubah
Terdapat dua kalimat menggunakan pasangan dari kata kerja seperti hajimaru (dimulai) termasuk dalam intransitif, beserta intransitif pada hajimeru (untuk memulai). Keduanya memiliki arti yang berbeda tergantung bagaimana menggunakannya. Contoh: jugyou ga hajimaru mae ni toire ni itte kuru (Saya akan pergi ke kamar mandi sebelum kelas dimulai).
Sedangkan contoh lainnya, jugyou o hajimeru mae ni toire itte kuru (saya akan pergi ke kamar mandi sebelum saya memulai kelas). Selain kedua kata kerja dalam kedua kalimat tersebut, terdapat partikel yang berbeda. Transitif biasanya menggunakan partikel “o” setelah kata kelas, dan intransitif memakai “ga”.
Penggunaan Partikel Pada Kata Kerja
Kata kerja transitif biasanya berperan sebagai orang atau benda, sehingga akan ada obyek partikel “o”. Pada contoh kalimat sebelumnya mendeskripsikan kelas yang dimulai, tetapi tidak ada tindakan untuk memulainya. Oleh karena itu, partikel “ga” ditambahkan setelah kata kelas. Sebaliknya, jika ada tindakan untuk memulai kelas maka partikel “o” akan digunakan.
Dengan begitu, mengecek kata kerja jidoushi tadoushi serta menggunakan partikel yang benar sangat penting. Apabila tidak memahami latihan dengan penggunaan yang benar dan memahami verbs serta partikelnya, maka akan membuat pemula kesulitan di materi berikutnya. Hal tersebut juga bisa membuat penerapannya pada kalimat menjadi salah.
Konjugasi Kata Kerja Dalam Bahasa Jepang
Kalimat konjugasi dalam bahasa Jepang, yaitu kata kerja menjadi bentuk “-te” dan “-iru”. Misalnya jika mengkonjugasi benkyou suru (belajar) termasuk transitif ke bentuk –te dan menambahkan –iru. Maka contoh akan menjadi benkyou shite iru (sedang belajar).
Selanjutnya, jika konjugasi intransitif seperti iku (pergi) ke dalam bentuk –te dan –iru, maka akan menjadi itte iru (akan pergi). Contoh lain seperti Yuji wa toshokan de benkyou shitte iru (Yuji sedang belajar di perpustakaan), serta Yuji wa toshokan ni itte iru (Yuji telah pergi ke perpustakaan).
Kata transitif pada bentuk –te + iru menjelaskan tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sesuatu yang masih berlangsung. Sedangkan, intransitif dalam bentuk –te + iru menjelaskan tindakan yang telah dikerjakan atau terjadi. Misalnya pada pan o yaite iru (seseorang sedang memanggang roti), serta pan ga yakete iru (roti telah dipanggang).
Pada kalimat pertama menggunakan kata kerja transitif yaku (untuk memanggang) dalam bentuk –te + iru dengan partikel o menjadi sedang melakukan tindakan memanggang. Kalimat kedua memakai intransitif yakeru (telah dipanggang) dalam bentuk –te + iru dengan partikel ga artinya roti telah dipanggang.
Kata Kerja Sesuai Golongan dan Perubahan Dalam Bahasa Jepang
Setelah mengenal kalimat transitif dan intransitif, berikut akan dijelaskan beberapa kata kerja dalam bahasa Jepang. Kata kerja dalam bahasa Jepang dibagi atas tiga golongan, yaitu golongan 1, golongan 2, dan golongan 3. Berikut akan dipaparkan masing-masing kata kerja yang termasuk dalam masing-masing golongan kata kerja dalam bahasa Jepang sebagai berikut.
Kata Kerja Golongan 1 (グループ1動詞)
Kata kerja golongan pertama adalah kata kerja dengan akhiran “-ere” dan “-iru”.
Ada beberapa pengecualian, seperti kata “kaeru”, “kiru”, dan “hashiru” yang masuk ke dalam golongan 2.
• Kata kerja dalam bentuk formal: “ru” diubah menjadi “masu”.
Contoh: “Taberu” menjadi “tabemasu”
• Kata kerja dalam bentuk negatif casual: “ru” diubah menjadi “nai”.
Contoh: “Taberu” menjadi “Tabenai”.
• Kata kerja dalam bentuk negatif formal: “ru” diubah menjadi “masen”.
Contoh: “Taberu” menjadi “tabemasen”.
• Kata kerja dalam bentuk lampau positif formal: “ru” diubah menjadi “mashita”.
Contoh: “Taberu” menjadi “tabemashita”.
• Bentuk negatif lampau formal: “ru” diubah menjadi “masen deshita”.
Contoh: “Taberu” menjadi “tabemasen denshita”.
Berikut tabel kata kerja golongan 1
Kata Kerja Akhiran “U”
Au = Aimasu (Bertemu)
Kau = Kaimasu (Membeli)
Tsukau = Tsukaimasu (Memakai)
Kata Kerja Akhitan “Tsu”
Tatsu =Tachimasu (Berdiri)
Matsu = Machimasu (Menunggu)
Kata Kerja Berakhiran “Ru”
Hashiru = Hashirimasu (Berlari)
Kakaru = Kakarimasu (Memerlukan)
Noru = Norimasu (Naik (kendaraan))
Agaru = Agarimasu (Naik (tangga))
Tooru = Toorimasu (Melewati)
Noboru =Noborimasu (Mendaki)
Kaeru = Kaerimasu (Pulang)
Kata Kerja Berakhiran “Mu”
Yomu = Yomimasu (Membaca)
Nomu = Nomimasu (Minum)
Yasumu = Yasumimasu (Istirahat)
Kata Kerja Berakhiran “Nu”
Shinu = Shimasu (Mati)
Kata Kerja Berakhiran “Bu”
Asobu = Asobimasu (Bermain)
Kata Kerja Berakhiran “Ku”
Hataraku = Hatarakimasu (Bekerja)
Iku = Ikimasu (Pergi)
Hiku = Hikimasu (Menarik)
Aruku = Arukimasu (Berjalan)
Kata Kerja Berakhiran “Gu”
Oyogu = Oyogimasu (Berenang)
Kagu = Kagimasu (Mencium)
Isogu = Isogimasu (Sibuk)
Kata Kerja Berakhiran “Su”
Hanasu = Hanashimasu (Berbicara)
Kaesu = Kaeshimasu (Mengembalikan)
Dasu = Dashimasu (Mengeluarkan)
Osu = Oshimasu (Menekan)
Watasu = Watashimasu (Menyerahkan)
Tabel berikut menunjukkan beberapa kata kerja akhiran “-eru” dan “-iru”.
Ataeru = Ataemasu (Beli)
Deru = Demasu (Keluar)
Waureru = Wasuremasu (Lupa)
Taberu = Tabemasu (Makan)
Neru = Nemasu (Tidur)
Miru = Mimasu (Menonton)
Abiru = Abimasu (Mandi)
Kata Kerja Golongan 2 (グループ2動詞)
Kata kerja golongan kedua adalah kumpulan kata kerja dengan akhiran selain “-eru” dan “-iru”.
• Bentuk formal: huruf terakhir “u” diubah huruf vokal “i”, ditambah “masu”.
Contoh: “Kaku”, huruf terakhir “u” diubah menjadi “i”, ditambah “masu”, menjadi “kakimasu”.
• Bentuk negatif casual: “huruf terakhir “u” diubah menjadi “a”, ditambah “nai”.
Contoh: “Kaku” menjadi “kakanai”.
• Bentuk negatif formal: bentuk formal “masu” diubah menjadi “masen”.
Contoh: “Kaku” menjadi “kakimasen”.
• Bentuk lampau formal: bentuk formal “masu” diubah menjadi “mashita”.
Contoh: “Kaku” menjadi “kakimashita”
• Bentuk lampau negatif formal: bentuk formal “masu” diubah menjadi “masen deshita”.
Contoh: “Kaku” menjadi “kakimasen deshita”.
Toru = Torimasu (Mengambil)
Yomu = Yomimasu (Membaca)
Hanasu = Hanashimasu (Berbicara)
Tsukuru = Tsukurimasu (Membuat)
Hiraku = Hirakimasu (Membuka)
Sagasu = Sagashimasu (Mencari)
Tomaru = Tomarimasu (Berhenti)
Chikakuzuku = Chikakuzukimasu (Dekat)
Kiku = Kikimasu (Mendengar)
Iu = Imasu (Kata)
Hashiru = Hashirimasu (Lari)
Aruku = Arukimasu (Jalan)
Asobi = Asobimasu (Bermain)
Nomu = Nomimasu (Minum)
Agaru = Agarimasu (Naik)
Wakaru = Wakarimasu (Mengerti)
Iku = Ikimasu (Pergi)
Omou = Omoimasu (Fikir)
Kiru = Kirimasu (Memotong)
Kaeru = Kaerimasu (Pulang)
Warau = Waraimasu (Tertawa)
Tsuku = Tsukimasu (Tiba)
Kaku = Kakimasu (Menulis)
Matsu = Machimasu (Menunggu)
Kata Kerja Golongan 3 (グループ3動詞)
Kata kerja golongan 3 adalah kata kerja yang tidak beraturan. Hanya terdapat dua kata kerja pada golongan ini, yaitu “kuru” dan “suru”. Kata kerja golongan ketiga bentuk formal, “kuru” berubah menjadi “kimasu”. “Suru” berubah menjadi “shimasu”. Suru (Laku (melakukan))
• Suru (Laku ((melakukan))
Hiragana: する
Jenis kata kerja Perubahan Bahasa Indonesia
Formal (Shimasu/ Melakukan)
Negatif (Shimasen/ Tidak melakukan)
Positif lampau (Shimashita/ Telah melakukan)
Negatif positif lampau (Shimasen deshita/ Tidak melakukan kemarin)
• Kuru (Datang)
Hiragana: くる
Kanji: 来る
Jenis kata kerja Perubahan Bahasa Indonesia
Positif (Kimasu/ Datang)
Negatif (Kimasen/ Tidak datang)
Positif lampau (Kimashita/ Sudah datang)
Negatif lampau (Kimasen deshita/ Tidak datang kemarin)
Sekian penjelasan terkait kalimat transitif, intransitif dan perubahan kata kerja dari positif, negatif, positif lampau dan negatif lampau. Semoga semakin semangat ya dalam belajar bahasa Jepang. Nakama pongo juga bisa belajar bahasa Jepang mengenai bahasa Jepang melalui situs website wikipedia dan juga bisa membaca artikel mengenal kata sifat dalam bahasa Jepang melalui link
Mengenal Kosa Kata, Pola Kalimat dan Percakapan Minuman Dalam Bahasa Jepang
Nakama pongo masih ingat kemarin kita membahas artikel tentang apa? Ya benar sekali, kemarin kita membahas artikel tentang makanan dan masakan dalam bahasa Jepang, selain itu juga dibahas sedikit tentang. Baca Selanjutnya
Continue Reading
MENGENAL HURUF HIRAGANA JEPANG DENGAN BAIK
Nakama pongo mungkin sudah tidak asing lagi dengan beberapa tulisan Jepang bukan! Tulisan Jepang itu terdapat 3 jenis, yaitu Hiragana, Katakana, dan Kanji. Artikel hari ini akan membahas tulisan. Baca Selanjutnya
Continue Reading
Mengenal Huruf Katakana Jepang
Selain huruf hiragana, huruf lain yang harus Kamu kuasai di awal belajar bahasa Jepang adalah katakana, karena penggunaan tulisan huruf katakana juga sangat banyak dalam kehidupan, terutama pada kosa kata. Baca Selanjutnya
Continue Reading
Pemandian Air Panas di Jepang
Apa yang ditunggu di Jepang pada saat musim panas ? tentu onsen kan ya nakama pongo. Berendam merupakan salah satu ciri khas orang Jepang. Karena memang mereka suka sekali berendam,. Baca Selanjutnya
Continue Reading