katakana

Selain huruf hiragana, huruf lain yang harus Kamu kuasai di awal belajar bahasa Jepang adalah katakana, karena penggunaan tulisan huruf katakana juga sangat banyak dalam kehidupan, terutama pada kosa kata dalam bahasa asing seperti Hotel yang ditulis dengan huruf katakana menjadi 「ホテル」Hoteru. Katakana jumlah huruf utama nya sama dengan hiragana, hanya saja ciri khas bentuk nya agak berbeda

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, katakana digunakan terutama untuk kata yang diimpor dari bahasa asing. Kata-kata impor tersebut banyak yang berasal dari bahasa Inggris. Katakana juga bisa digunakan untuk menekankan kata-kata tertentu sebagaimana penggunaan huruf tebal. Daftar penggunaan yang lebih lengkap, kamu bisa melihat artikel Wikipedia mengenai katakana

 

Katakana melambangkan suara-suara yang sama dengan hiragana, namun tentu saja semua hurufnya berbeda. Kalau dipikir-pikir, ini tidaklah aneh karena di bahasa Indonesia juga terdapat dua jenis huruf yaitu huruf besar dan huruf kecil yang sebetulnya melambangkan suara yang sama.

 

Karena kata-kata bahasa asing harus dipaksa mengikuti kombinasi konsonan+vokal bahasa Jepang, banyak yang mengalami perubahan radikal sampai-sampai pembicara bahasa aslinya tidak bisa menyadarinya dengan mudah. Sebagai hasilnya, penggunaan katakana sangatlah susah bagi pengguna bahasa Inggris, karena mereka berprasangka kata-kata dari bahasa Inggris terdengar seperti bahasa Inggris. Jadi, lebih baik melupakan kata bahasa Inggris aslinya dan perlakukan kata-kata impor tersebut sebagai kata bahasa Jepang. Kalau tidak, kamu bisa memiliki kebiasaan mengucapkannya dengan pelafalan bahasa Inggrisnya (dan orang Jepang belum tentu paham hal tersebut).

 

Katakana jauh lebih sulit dikuasai dibanding hiragana karena hanya digunakan untuk kata-kata tertentu, sehingga kesempatan untuk berlatih membacanya lebih jarang. Lalu, karena bahasa Jepang tidak memiliki spasi, kadang-kadang simbol 「・」 digunakan untuk menunjukkan batas kata misalnya pada 「ロック・アンド・ロール」 (rock and roll). Penggunaan simbol tersebut tidak mutlak, jadi kadang-kadang tidak digunakan apapun untuk menggantikan spasi pada istilah aslinya.

 

Sejarah Huruf Katakana

sejarah katakana

Bahasa Jepang merupakan bahasa resmi di negara Jepang dengan jumlah penutur kurang lebih 127 juta jiwa. Puluhan tahun yang lalu, Jepang pernah menaklukan negara Korea dan Republik Tiongkok sehingga beberapa penduduknya pernah bisa menguasai Bahasa Jepang. Tak hanya itu, para emigran Jepang yang melakukan emigrasi ke Brasil serta Amerika Serikat seperti di California dan Hawaii juga menggunakan Bahasa Jepang di sana.

Huruf kedua yang dipakai dalam penulisan bahasa Jepang adalah Katakana. Katakana dikembangkan pada abad ke-9 (pada awal zaman Heian) oleh biksu budha dengan mengambil bagian dari huruf kanji. Oleh sebab itu dinamakan Katakana (Kata=pecahan/bagian).

Akan tetapi, penguasaan bahasa nasional itu ternyata tidak ikut menurun ke generasi kedua atau yang disebut juga Nisei (二世), sehingga keturunan tersebut sama sekali tidak fasih berbicara menggunakan Bahasa Jepang. Jadi, yang tersisa hanyalah wajah mereka seperti orang Jepang namun mereka tidak menguasai bahasa nenek moyangnya.

 

Di Negeri Sakura sendiri, Bahasa Jepang sebenarnya dibagi menjadi dua bentuk dan mungkin tidak banyak pembelajar yang mengetahuinya. Kedua bentuk tersebut adalah Hyoujungo (標準語) dan Kyoutsuugo (共通語) dengan perbedaan sebagai berikut:

 

Hyoujungo adalah bahasa resmi, bahasa baku, atau pertuturan standar dan cenderung diajarkan serta digunakan di sekolah, televisi, maupun dalam sebuah perhubungan resmi.

Kyoutsuugo adalah bahasa umum yang cenderung jarang digunakan dalam acara resmi.

Pembagian bahasa menjadi standar dan umum ternyata tidak hanya dianut oleh Jepang, melainkan juga negara lain seperti Korea, Tiongkok, Taiwan, Inggris, Perancis, Italia, Norwegia, dan sebagainya.

 

Saat belajar Bahasa Jepang rasanya juga kurang afdal jika tidak sekalian mempelajari juga tentang huruf Jepang. Berbeda dengan negara kita yang menggunakan alfabet, Jepang memiliki aksara sendiri dengan bentuk yang jauh sekali dari huruf latin. Nah, jika ingin berbicara mengenai sejarah tulisan Jepang, maka kita harus kembali ke abad ke-5 Masehi di mana Tingkok memperkenalkan aksara Kanji pada warga Jepang.

 

Tulisan Bahasa Jepang yang pertama kali ditulis dalam aksara Kanji disebut kanbun atau yang memiliki arti “tulisan Tiongkok”. Namun, seiring berjalannya waktu, orang Jepang merasakan ketidak nyamanan menulis tata bahasa Jepang ke dalam aksara Kanji Tiongkok karena dasar yang kedua negara pakai berbeda. Akhirnya tak berapa lama keluarlah keputusan bahwa mereka tetap menggunakan aksara Kanji Tiongkok tapi susunan tata bahasa yang digunakan bersumber dari penuturan Bahasa Jepang.

 

Sayangnya, ternyata tidak semua orang bisa belajar dan menguasai aksara Kanji dari Tiongkok. Kaum wanita pada masa itu tidak diizinkan mempelajari aksara Kanji, sehingga muncullah ide menciptakan aksara baru di kalangan wanita. Aksara ini disebut Hiragana. Kaum wanita menggunakannya terus menerus hingga sampai pada puncaknya di saat sebuah novel pertama buatan seorang wanita, Murasaki Shikibu, berjudul Hikayat Genji menjadi tenar di zaman Heian (795-1192). Dari situlah, akhirnya aksara Hiragana diterima penggunaannya sebagai tulisan asli Jepang.

 

Beberapa waktu kemudian, muncul juga huruf Jepang baru yaitu aksara Katakana. Meski tujuan awalnya huruf ini diciptakan untuk membantu melafalkan kitab suci Buddha berbahasa Tiongkok, tapi seiring berjalannya waktu huruf Katakana cenderung digunakan untuk menuliskan kata serapan. Nah, agar mudah dipahami, berikut ringkasannya:

 

Aksara Katakana: Berawal dari Aksara Kanji lalu dikembangkan oleh rohaniawan Buddha dengan tujuan melafalkan kitab suci Buddha yang bertuliskan Kanji Tiongkok. Sekarang Katakana digunakan untuk menulis kata serapan, seperti pisang (banana = バナナ), laptop (pasokon = パソコン), Amir (Amiru = アミル), dan lain-lain.

 

Fungsi Huruf Katakana

fungsi katakana

Penulisan 外来語/gairaigo, yaitu kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diserap ke dalam bahasa Jepang. Kata penekanan, layaknya huruf kapital di dalam penulisan huruf romawi. Mewakili onomatopoeia, yaitu kata yang menirukan bunyi atau perasaan. (misal bunyi bel: ピンポン)Katakana juga sering dipakai untuk penulisan nama perusahaan di Jepang.

 

Suara Vokal Panjang Huruf Katakana

Pada katakana, vokal panjang menjadi sangat sederhana. Kamu tidak perlu berpikir huruf mana yang harus digunakan untuk memperpanjang suara vokal, karena semua suara vokal panjang dilambangkan dengan garis panjang ini: ー. Semua suara vokal panjang pada katakana dilambangkan dengan garis. Sebagai contoh, “cute” (imut) pada katakan ditulis 「キュート」.

 

「ア、イ、ウ、エ、オ」 kecil

vokal katakana

Karena keterbatasan suara-suara hiragana, pada perkembangannya dibuat beberapa kombinasi baru untuk membuat suara-suara yang aslinya tidak ada di bahasa Jepang. Yang paling utama adalah tidak adanya suara “ti”, “di”, “tu”, dan “du” (karena yang ada adalah “chi”, “ji”, “tsu”, dan “dzu”) beserta suara “f” kecuali 「ふ」. Konsonan “sh”, “j”, dan “ch” juga tidak memiliki gabungannya dengan vokal “e”. Untuk mengatasi hal tersebut, keputusannya adalah dengan menambahkan versi kecil dari kelima suara vokal. Huruf-huruf kecil tersebut juga bisa digabungkan dengan suara konsonan “w” untuk menggantikan huruf-huruf yang sudah usang. Sebagai tambahan, 「ウ」 bisa diberi dakuten sehingga menjadi 「ヴ」 yang bisa digabung dengan 「ア、イ、エ、オ」 kecil untuk membuat suku kata dengan konsonan “v”. Tapi suara “v” tersebut tidak banyak dipakai, mungkin karena orang Jepang masih susah mengucapkan “v” dan lebih memilih untuk mendekatinya dengan suara “b”. Sebagai contoh, “volume” dalam bahasa Jepang dituliskan sebagai 「ボリューム」 (boryuumu), menggunakan suara “b” dan bukan “v”. “violin” bisa ditulis baik 「バイオリン」 (baiorin) maupun 「ヴァイオリン」 (vaiorin), dan tidak masalah menggunakan yang mana karena pada akhirnya kebanyakan orang Jepang akan membaca yang manapun dengan suara “b”. Pada tabel berikut, suara-suara yang dulunya tidak ada disorot. Suara lain yang sudah ada digunakan sesuai keperluan.

Perhatikan bahwa tidak ada suara “wu”. Sebagai contoh, katakana untuk “woman” (wanita) adalah 「ウーマン」 (uuman).

Walaupun suara “tu” (seperti pada “tubuh”) bisa dibuat dengan 「トゥ」, sebelum kombinasi tersebut ada digunakan 「ツ」 (tsu) untuk mendekati suara tersebut. Setelah kombinasi 「トゥ」 dibuat, kata-kata yang terlanjur menggunakan 「ツ」 tidak berganti. Contohnya adalah “tool” (alat) yang ditulis 「ツール」 (tsuuru) dan “tour” (tur) yang ditulis 「ツアー」 (tsuaa).

Di zaman kuno, tanpa suara-suara baru ini seringkali tidak ada pilihan selain mengambil huruf-huruf dari tabel tanpa memperhatikan pengucapan yang sebenarnya. Di bangunan kuno, kamu mungkin masih bisa melihat 「ビルヂング」 (birujingu) dan bukan ejaan modernnya 「ビルディング」 (birudingu). Kebetulan, ini adalah kasus yang terjadi di bangunan Shin-Maru di seberang stasiun Tokyo tempat saya bekerja. Ironisnya, huruf pertama Shin-Maru (新丸) berarti “baru”.

 

Contoh Kata Huruf Katakana

contoh kata katakana

Mengubah kata bahasa Inggris menjadi bahasa Jepang adalah keahlian yang memerlukan cukup banyak latihan dan keberuntungan. Mengenalkan bagaimana kata-kata Inggris di Jepangkan, inilah beberapa contoh kata dalam katakana. Kadang kala kata katakananya bukanlah bahasa Inggris yang benar atau artinya berbeda dari kata bahasa Inggris. Tentu saja, tidak semua kata katakana diturunkan dari bahasa Inggris.

 

Bahasa Inggris Bahasa Jepang
America (Amerika) アメリカ
Russia (Rusia) ロシア
India インド
Indonesia インドネシア
cheating (curang) カンニング (cunning)
tour (tur) ツアー
company employee

(pegawai kantoran)

サラリーマン (salary man)
Mozart モーツァルト
car horn (klakson) クラクション (klaxon)
Sofa ソファ or ソファー
Halloween ハロウィーン
French fries

(kentang goreng)

フライドポテト (fried potato)

 

Berikut artikel tentang sejarah, fungsi dari katakana, selain mengenal huruf katakana nakama pongo juga bisa baca artikel pembelajaran bahasa Jepang lain terkait tentang percakapan bahasa Jepang sehari-hari melalui situs website berikut

Perayaan Natal Unik di Jepang
MENGENAL HURUF HIRAGANA JEPANG DENGAN BAIK

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *