Natal di Jepang

Nakama pongo mungkin di Indonesia mengenal juga tentang perayaan hari Natal yang biasanya jatuh pada tanggal 25 Desember. Pada saat perayaan hari Natal di Indonesia merupakan hari libur nasional, tidak hanya hari Natal yang menjadi hari libur nasional tetapi juga pada saat Idul Fitri, Galungan & Kuningan dan Hari Waisak, karena Indonesia terdapat 5 agama dan saling hormat menghormati sesama agama lainnya.

Nakama pongo mau tahu gimana hari Natal di Jepang?

Umat Kristen di Jepang tidak banyak, namun walau begitu, Natal merupakan salah satu perayaan yang meriah di Jepang. Natal dirayakan bukan sebagai acara keagamaan, melainkan dipandang sebagai acara perayaan layaknya Valentine.

 

Malam Natal lebih dirayakan orang Jepang, terutama anak-anak dan pasangan, dibanding Hari Natal (25 Desember) itu sendiri. Walau dipandang sebagai hari libur, berbeda dengan di Indonesia, hari Natal di Jepang bukanlah tanggal merah. Itu artinya, orang di Jepang tetap bekerja pada hari Natal.

 

Jika ini kali pertama kamu merayakan Natal di Jepang atau berkesempatan berkunjung ke Jepang saat musim liburan akhir tahun, kamu bisa cek artikel berikut. Hari Raya Natal dan Tahun Baru kerap dirayakan oleh seluruh masyarakat di Indonesia dengan meriah.

 

Sejarah Natal di Jepang

sejarah natal

Agama Nasrani (Kristen) atau dalam bahasa Jepang disebut dengan キリスト教 (Kirisutokyō) pertama diperkenalkan di Jepang oleh misionaris Serikat Yesus sejak tahun 1549. Pada 15 Agustus 1549, tiga orang yesuit: Fransiskus Xaverius, Cosme de Torres, dan Juan Fernández tiba di Kagoshima (鹿児島市 –Kagoshima-shi), Kyushu (九州—Kyūshū).

 

Penyebaran agama Nasrani ini dibantu oleh seorang samurai bernama Anjirō (アンジロー). Anjirō merupakan orang Jepang pertama (yang tercatat) yang beragama Nasrani. Ia dibaptis dengan nama Paulo de Santa Fé.

 

Saat ini, sebanyak 2,3% dari penduduk Jepang memeluk agama nasrani hari raya yang berkaitan dengan agama tersebut menjadi semakin populer di kalangan penduduk Jepang. Hari raya tersebut adalah hari Valentine dan Natal. Tidak hanya hari raya, namun pernikahan bergaya barat pun juga menjadi populer. Saat ini, 60-70% pernikahan di Jepang dilakukan dengan tata cara agama Kristen.

 

Tradisi Natal di Jepang

Hari Natal di Jepang bukan merupakan hari libur nasional seperti di negara lain sehingga sekolah dan perkantoran pun tidak diliburkan selama hari Natal. Perayaan hari Natal di Jepang lebih dijadikan sebagai kesempatan untuk berkumpul bersama teman-teman dan waktu untuk berkumpul bersama keluarga, biasanya dilakukan saat merayakan tahun baru.

 

Natal bukan hari libur nasional

Hari Raya Natal dikenal sebagai hari besar umat Kristiani setiap tanggal 25 Desember. Namun, di Jepang hari raya umat Kristiani, Muslim atau pun agama apapun tidak dijadikan hari libur nasional. Menurut kabar yang dihimpun, hal tersebut lantaran di Jepang tidak mengistimewakan salah satu agama apapun.

 

Natal Bukan Acara Keagamaan di Jepang

Mayoritas penduduk Jepang akan merayakan Natal, namun bukan sebagai kegiatan keagamaan Kristen karena masyarakat Jepang tidak semua orang memeluk agama Kristen.

 

Tradisi ‘Joya no kane’

Masyarakat Jepang mempunyai tradisi unik ketika merayakan Tahun Baru yang bernama ‘Joya no Kane’. Penduduk Jepang merayakan Tahun Baru dengan berkumpul bersama di kuil-kuil Buddha untuk merayakan Joya no Kane. Joya no Kane merupakan sebuah festival perayaan Tahun Baru terbesar dan sangat meriah di Jepang.

 

Hatsumōde

Setiap tanggal 1 Januari, seluruh masyarakat Jepang akan melakukan tradisi Hatsumōde. Hatsumōde adalah kunjungan pertama ke kuil Buddha atau Kuil Shinto pada awal tahun baru di Jepang. Kunjungan pertama tersebut dilakukan untuk berdoa memohon kedamaian untuk tahun yang baru. Hatsumode juga dikenal dengan sebutan hatsumair.

 

Merayakan Natal dengan Pasangan

pasangan natal

Malam Natal merupakan hari paling romantis di Jepang bahkan dianggap sebagai hari Valentine versi Jepang. Di hari Natal, biasanya para pasangan muda melakukan kencan, makan malam romantis di restoran, atau menikmati pemandangan lampu Natal di kota.

 

Tradisi memberikan kado juga ada di Jepang hanya saja hal ini cenderung dilakukan oleh pasangan muda. Bila di negara barat kado biasa diberikan untuk teman dan sanak keluarga. Di Jepang, kado diberikan ke teman dekat atau pasangan.

 

Memberi Hadiah Natal

memberi hadiah

Orang Jepang mengenal sosok Sinterklas dan kisah Sinterklas yang kerap bagi-bagi hadiah. Namun ini biasanya hanya terjadi di kalangan keluarga dengan anak atau pasangan. Seperti tradisi barat, anak-anak menulis kado Natal yang diinginkan. Kemudian keesokan harinya, pada pagi hari Natal, mereka akan mendapat hadiah dari Sinterklas.

 

Tradisi bertukar kado bagi pasangan umumnya dilakukan pada hari Valentine. Namun orang Jepang melakukannya pada malam Natal. Pada malam Natal, pasangan akan bertukaran kado saat makan malam romantis.

 

Diskon Natal

Jika kamu belum berbelanja untuk Natal, maka cepat-cepatlah berkunjung ke toko di Jepang. Mereka biasanya mengadakan diskon besar-besaran pada Desember. Kamu juga bisa cek toko kosmetik, karena biasanya menjual fuku-bukuro (tas keberuntungan) sejak dini.

 

Hidangan Malam Natal

hidangan natal

Salah satu keunikan yang membuat perayaan hari Natal terasa berbeda di Jepang adalah menghidangkan ayam goreng KFC sebagai hidangan utama di malam Natal. Berawal di tahun 1974, ketika KFC meluncurkan kampanye pemasaran spesial hari Natal secara besar-besaran dan ternyata kampanye tersebut masih berhasil hingga saat ini.

 

Saat itu, manajer KFC Jepang pertama, Takeshi Okawara, memiliki ide “Party Bucket” untuk dijual selama hari Natal. Ide ini muncul ketika ia tidak sengaja mendengar perbincangan sepasang orang asing yang merindukan makanan barat di saat Natal.

 

Itulah mengapa ayam goreng dari Kentucky Fried Chicken atau KFC menjadi hidangan yang sangat populer saat Natal di Jepang. Orang-orang bahkan dapat melakukan pre-order di restoran KFC terdekat agar tidak kehabisan.

 

Kue Spesial Natal

kue natal

Keik Natal atau Christmas Cake (クリスマスケーキ—kurisumasu kēki) biasanya berupa kue bolu (sponge cake) dengan krim dan buah stroberi. Kecintaan Jepang dengan keik Natal berawal di tahun 1922, ketika toko kembang gula Fujiya memasarkan keik berlapis krim. Untuk memasarkan keik tersebut mereka menggunakan kalimat “Ayo makan keik di hari Natal”.

 

Saat ini, di Jepang, keik dengan krim putih dan stroberi masih sangat diminati sebagai hidangan pencuci mulut saat hari Natal. Sebenarnya kamu masih bisa menemukan atau memakan keik jenis lain namun keik Natal masih menjadi juara di hati orang Jepang.

 

Iluminasi Musim Dingin Saat Natal

iluminasi musim semi

Musim dingin menjadi saat di mana iluminasi atau pencahayaan memenuhi tempat ramai seperti pusat perbelanjaan, restoran, dan area publik. Semua beramai-ramai menghias kota dengan lampu-lampu hias yang berwarna-warni.

 

Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, seperti yang telah dibahas di poin sebelumnya, Hari Natal merupakan hari yang romantis bagi pasangan muda di Jepang. Mereka pergi ke pusat kota untuk menikmati hiasan Natal berupa lampu-lampu yang berkelap-kelip di pusat kota.

 

Itu dia hal-hal yang membuat Natal di Jepang terasa berbeda dengan Natal di tempat lain. Keunikan khas Jepang yang menjadi daya tarik tersendiri ini ternyata sudah ada sejak dahulu kala. Kalau kamu, ada budaya Natal yang berbeda juga? Merīkurisumasu! ( メリークリスマス!)

Selain itu nakama pongo juga bisa lihat di artikel website wikipedia terkait hari Natal di Jepang dan juga bisa melihat bagaimana perayaan hari kasih sayang atau hari valentine di Jepang melalui situs website berikut

 

 

 

 

 

 

 

Setsubun Perayaan Mengusir Roh Jahat di Jepang
Mengenal Huruf Katakana Jepang

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *