samurai

Nakama pongo pernah dengar “samurai” bukan? Samurai sangat terkenal di seluruh dunia, namun masih banyak orang Indonesia yang salah pengertian tentang samurai. Banyak orang Indonesia yang mengira bahwa pedang panjang itu bernama samurai. Tapi jika nakama pongo sudah mempelajari bahasa Jepang pasti mengetahui samurai itu sebutan untuk siapa.

 

Samurai adalah prajurit yang muncul dalam sejarah pramodern Jepang, yang berkembang menjadi pemimpin kelas militer pada Zaman Edo (1603-1867). Asal-usul samurai dimulai pada Zaman Heian sekitar akhir abad ke-8 dan awal abad ke-9, untuk menaklukan penduduk asli Emishi di wilayah Tohoku. Pada 781-806 M di masa pemerintahan Kaisar Kanmu diperkenalkan gelar shogun, yang mengandalkan prajurit dari klan regional yang kuat untuk menaklukkan Emishi. Sejak itu, klan yang kuat tersebut berkembang melampaui aristokrasi tradisional.

 

Fakta Sejarah Samurai

Di bawah pemerintahan Shogun, samurai menjadi simbol prajurit dan warga negara yang ideal, memimpin Jepang selama 700 tahun ke depan. Baru pada Zaman Edo, pentingnya keterampilan bela diri menurun, dan banyak samurai beralih profesi, seperti guru, seniman, atau birokrat. Zaman feodal Jepang berakhir pada 1868 dan kelas samurai dihapus beberapa tahun kemudian. Berikut 10 fakta tentang sejarah samurai Jepang yang melegenda.

 

  1. Bushi

samurai

Samurai awalnya dikenal sebagai bushi di Jepang. Istilah samurai baru muncul pada awal abad ke-10, yang digunakan untuk menyebut prajurit aristokrat. Pada akhir abad ke-12, samurai menjadi sangat dikenal dengan lebih spesifik. Bushi digunakan untuk menggambarkan seorang “prajurit”, yang belum tentu seorang samurai.

 

Kata samurai menggambarkan kedudukan menengah dan atas dari kelas prajurit, yang dilatih sebagai perwira dalam taktik dan startegi besar militer. Istilah “samurai” kemudian berlaku untuk semua anggota kelas prajurit yang naik ke tampuk kekuasaan pada ke-12, dan mendominasi pemerintah Jepang sampai Istilah ini akan digunakan untuk berlaku untuk semua anggota kelas prajurit yang naik ke tampuk kekuasaan pada abad ke-12 dan mendominasi pemerintah Jepang sampai Restorasi Meji.

 

  1. Bushido

bushido

Bushido artinya “jalan pejuang”. Para samurai mengikuti kode tak tertulis tentang aturan yang harus dilakukan, yang kemudian diformalkan sebagai bushido. Kode ini hampir serupa dengan dengan kode ksatria Eropa. Kode ini dikembangkan sejak abad ke-16, yang mengharuskan seorang samurai mempraktikan kepatuhan, keterampilan, disiplin diri, pengorbanan diri, keberanian, dan kehormatan.

Samurai yang ideal adalah prajurit yang tabah yang mengikuti kode ini, yang menjunjung keberanian, kehormatan, dan kesetiaan pribadi di atas kehidupan itu sendiri

 

  1. Semua kelas sosial

sosial

Awalnya samurai didefinisikan sebagai “mereka yang melayani dekat dengan kaum bangsawan”. Seiring waktu, samurai berkembang dan menjadi bercampur dengan kelas bushi, terutama tentara tingkat menengah dan atas. Namun, pada awal Keshogunan Tokugawa (1603–1867), samurai menjadi kasta tertutup sebagai bagian dari upaya untuk menstabilkan tatanan sosial. Mereka masih diperbolehkan memakai 2 pedang yang melambangkan posisi sosial mereka, tetapi sebagian besar samurai dipaksa untuk menjadi pegawai negeri atau melakukan pekerjaan tertentu. Saat itu, hingga 10 persen penduduk Jepang adalah samurai. Hari ini, setiap orang Jepang dikatakan memiliki setidaknya beberapa darah samurai di dalamnya. Baca juga: Perempuan Berdaya: Onna-Bugeisha, Samurai Wanita dari Zaman Kuno Jepang

 

  1. Identik dengan pedang

pedang

Samurai menggunakan berbagai senjata, namun senjata utama mereka adalah pedang, yang dikenal sebagai chokuto. Chokuto adalah versi pedang lurus yang lebih ramping dan lebih kecil yang digunakan oleh ksatria abad pertengahan. Menurut sejarah Jepang, saat teknik pembuatan pedang berkembang, samurai beralih ke pedang melengkung, yang akhirnya berkembang menjadi katana. Senjata samurai yang paling ikonik, katana biasanya dibawa dengan daisho. Daisho adalah simbol yang digunakan secara eksklusif oleh kelas samurai. Pada zaman dahulu diceritakan bahwa samurai biasa menamai pedang mereka. Berangkat dari prinsip bushido,  jiwa seorang samurai ada di katanya.

 

  1. Bertarung dengan berbagai senjata

Selain menggunakan pedang, samurai sering menggunakan yumi, busur yang mereka gunakan untuk berlatih secara religius. Mereka juga akan menggunakan yari, tombak Jepang. Ketika bubuk mesiu diperkenalkan pada abad ke-16, samurai meninggalkan busur mereka demi senjata api dan meriam. Senjata api laras panjang, tanegashima, menjadi favorit senjata pada Zaman Edo atau Abad Pertengahan.

 

  1. Baju zirah

baju

Baju zirah para samurai Jepang berbeda dengan yang digunakan para prajurit Eropa, yang kaku. Baju zirah Jepang dirancang untuk memudahkan para samurai bergerak fleksibel, tetapi tetap kokoh. Zirah samurai terbuat dari pelat logam dan kulit. Baju besi itu diikat dengan hati-hati dengan tali kulit atau sutra. Helm zirah samurai disebut kabuto, yang terbuat dari pelat logam untuk melindungi kepala dan wajah.

 

  1. Samurai melek huruf dan berbudaya

Samurai lebih dari sekedar prajurit. Ia adalah bangsawan penting di pada zamannya, sehingga biasanya samurai sangat terdidik. Bushido mendorong para samurai memperbaiki dirinya dalam banyak cara, termasuk pertempuran. Samurai umumnya sangat melek huruf dan terampil dalam matematika. Sejarah Jepang mencatat bahwa budaya samurai melahirkan sebagian besar seni unik Jepang, seperti upacara minum teh, taman batu, dan merangkai bunga. Mereka belajar kaligrafi dan sastra, menulis puisi dan menghasilkan lukisan tinta.

 

  1. Samurai wanita

samurai wanita

Samurai identik dengan gelar maskulin, tetapi sejarah Jepang menunjukkan samurai tidak mengenal gender. Pada zaman feodal Jepang, wanita juga mendapat pelatihan seni bela diri dan strategi perang yang sama, layaknya samurai. Wanita samurai disebut sebagai Onna-Bugeisha, yang akan bertempur dalam medan perang bersama samurai pria. Senjata pilihan onna-bugeisha adalah naginata, tombak dengan bilah melengkung seperti pedang yang serbaguna dan relatif ringan. Terdapat bukti arkeologis yang menunjukkan bahwa wanita Jepang sering berpartisipasi dalam pertempuran. Tes DNA yang dilakukan di lokasi Pertempuran Senbon Matsubaru yang terjadi pada 1580, menunjukkan bahwa 35 dari 105 mayat adalah perempuan.

 

  1. Orang asing

Dalam keadaan khusus, seseorang dari luar Jepang bisa bertarung bersama samurai. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, mereka bahkan bisa menjadi samurai. Kehormatan khusus ini hanya bisa diberikan oleh pemimpin yang kuat, seperti shogun atau daimyo (penguasa teritorial). Ada 4 pria Eropa yang tercatat memperoleh gelar samurai, yaitu pelaut Inggris William Adams, Jan Joosten van Lodensteijn dari Belanda, perwira Angkatan Laut Perancis Eugene Collache, dan pedagang senjata Edward Schnell.

 

  1. Seppuku

seppuku

Seppuku adalah tindakan ritual bunuh diri, yang dipandang sebagai pilihan yang dihormati dan terhormat untuk membayar aib dan kekalahan. Menurut sejarah Jepang, seppuku bisa dilakukan karena hukuman atau tindakan sukarela oleh seorang samurai, jika dia gagal mengikuti bushido atau saat menghadapi penangkapan oleh musuh. Ada dua bentuk seppuku, yaitu versi medan perang dan versi formal. Pertama, menusuk perut dengan pisau pendek, bergerak dari kiri ke kanan hingga sampurai itu membelah dirinya sendiri dan mengeluarkan isi perutnya. Setelah itu, biasanya pelayan atau teman dari samurai tersebut ditugaskan untuk memenggal kepalanya. Kedua, ritual seppuku secara formal atau penuh adalah diawali dengan mandi dahulu, setelah itu samurai akan mengenakan jubah putih. Kemudian, ia akan disuguhkan makanan favotirnya dan sebuah pisau yang ditempatkan di piring kosong. Setelah makan, samurai akan menulis puisi kematian, teks tradisional tanka yang mengungkapkan kata-kata terakhir sang samurai. Dia lalu membungkus kain di sekitar pisau dan mengiris perutnya sendiri. Pelayannya kemudian akan memenggalnya dengan cara tertentu agar kepalanya akan jatuh pada pelukan sang samurai.

 

Demikian artikel budaya Jepang tentang samurai hari ini, setelah mengetahui artikel tersebut jadi nakama pongo tidak salah lagi penyebutan samurai ya! Selain itu nakama pongo juga bisa mengetahui sejarah samurai melalui website wikipedia dan selain itu bisa juga baca artikel terkait tentang macam-macam makanan Jepang 

 

Alasan Orang Jepang Bekerja Keras Sampai Hampir Mati
Istri Bangga Suami Pernah Di Layanani Geisha

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *