Nakama pongo pasti mengetahui kalau diantara para pembelajar bahasa Jepang ada yang sekedar ingin bisa bahasa Jepang untuk kepentingan wisata dan ada pula para pembelajar yang mempelajari bahasa Jepang untuk kepentingan bidang keahlian sebagai disiplin ilmu. Belum mengetahui secara pasti, apa sebenarnya dorongan siswa SMU di Indonesia belajar bahasa Jepang?. Apakah mereka disebabkan `korban` kebijakan dalam sistem pendidikan menengah? Atau mereka semata-mata hanya ingin mengenal dan mengetahui bahasa Jepang?. Terlepas dari masalah tersebut, yang jelas tujuan pembelajar dalam belajar bahasa Jepang akan menentukan materi dan metode pengajarannya. Wajarlah apabila diantara para pembelajar ada yang hanya ingin mempelajari kata-kata salam saja dan ada pula sekelompok pembelajar yang mempelajari bahasa Jepang untuk bidang keahlian masing-masing. Kejelasan tujuan mereka belajar bahasa Jepang perlu diteliti mengingat akan berpengaruh terhadap kelancaran pembelajaran, setidaknya bisa dijadikan masukan dalam penentuan materi ajar.
Pada hakekatnya, pengkajian ulang terhadap berbagai metode, teknik, dan pendekatan yang dipakai dalam pengajaran bahasa asing pada umumnya, dan pengajaran bahasa Jepang pada khususnya merupakan suatu upaya mawas diri dan adanya rasa tanggung jawab pengajar terhadap keberhasilan pengajarannya. Di samping itu, tentunya perlu diperhatikan keempat keterampilan berbahasa yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, keterampilan berbahasa harus dikembangkan secara terpadu meskipun tekanannya pada keterampilan berbicara. Jelas sekali bahwa orientasi pembelajaran bahasa Jepang pada saat ini ditekankan pada keterampilan berbicara bahasa Jepang.
Keterampilan berbicara adalah suatu keterampilan untuk dapat mengungkapkan ide, gagasan, dan pikiran secara lisan. Demi memperlancar keterampilan tersebut, perlu didukung oleh kemampuan komunikasi.
Kemampuan komunikasi bukan sekedar “keterampilan untuk menyampaikan suatu pendapat secara lisan dalam bahasa tujuan”, namun lebih daripada itu. Adapun bentuk-bentuk bahasa yang sangat berpengaruh terhadap keterampilan berbicara bahasa Jepang adalah ucapan, kosakata, struktur, dan pemahaman terhadap faktor budaya pemakai bahasa sasaran.
Tujuan pengajarannya, yaitu diharapkan para siswa mampu menguasai lebih kurang 600 kosakata dasar, penggunaan aksara kana dan pengenalan aksara kanji sederhana, serta tata bahasa yang sesuai baik dengan tema maupun dengan anak tema yang ditentukan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan bermakna (komunikatif). Adapun konsep penting yang mendasari pendekatan ini antara lain :
- Belajar bahasa asing adalah belajar komunikasi melalui bahasa tersebut sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan maupun secara tulisan. Belajar berkomunikasi perlu didukung oleh pembelajaran unsur-unsur bahasa sasaran.
- Dalam proses belajar mengajar, siswa merupakan subyek utama, tidak hanya sebagai objek. Oleh karena itu, ciri-ciri dan kebutuhan mereka harus dipertimbangkan dalam segala keputusan yang terkait dengan pengajaran.
- Dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengembangkan keterampilan berbahasa.
Secara garis besar sistematika pembahasan meliputi bahasan teoritis dan untuk kepentingan praktis. Pada bagian toeritis dibahas sekilas perkembangan metode pengajaran bahasa asing yang berpengaruh terhadap pengajaran bahasa Jepang sebagai bahasa asing, pengkajian metode Audiovisual, dan pendekatan komunikatif, sedangkan bagian praktis (aplikatif) lebih difokuskan pada pendekatan komunikatif dalam pengajaran bahasa Jepang, terutama keterampilan berbicara bahasa Jepang. Berikut akan dijelaskan metode-metode apa saja yang sudah digunakan selama ini dalam pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Jepang
Metode Drill Dalam Pembelajaran Bahasa Jepang
Metode Drill yaitu suatu latihan menggantikan kata yang satu dengan kata lain dalam kalimat yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik dengan tujuan meningkatkan daya ingat dari peserta didik. Metode Drill ini biasa digunakan dengan beberapa kartu gambar berwarna agar dapat meningkatkan stimulus siswa agar tidak merasa tertekan dalam mengingat kasa kata dalam bahasa Jepang. Metode ini sudah sering diberikan kepada siswa pada saat proses pembelajaran bahasa Jepang, namun adapun kekurangan pada metode Drill ini yaitu membuat siswa hanya terpatok pada kosa kata yang diberikan guru melalui kartu gambar atau kartu kosa kata tersebut karena siswa hanya mengikuti atau mengulang kembali kosa kata yang dijelaskan pada kartu kosa kata atau gambar yang di tunjukkan kepada guru tersebut.
Metode Audiovisual Dalam Pembelajaran Bahasa Jepang
Metode audiovisual merupakan metode yang menstimulus siswa dalam pembelajaran bahasa Jepang melalui video terkait materi pembelajaran, karena siswa bisa melihat langsung gambarnya dan pengucapannya secara langsung. Melalui video ini membuat siswa sangat tertarik dalam mempelajari bahasa Jepang, karena belajar melalui video itu merupakan hal yang sangat menarik bagi siswa pada zaman saat ini.
Metode audiovisual berorientasi pada hasil analisis struktur bahasa dan perbandingan antara bahasa ibu para siswa dengan bahasa asing yang dipelajari (studi kontrastif) menetapkan pola kalimat yang harus dipelajari oleh para siswa serta membiasakan bahasa yang baru dengan melaksanakan drill. Para siswa dituntut perlu mengulang perkataan guru dan mengingat materi pelajaran seperti halnya dilakukan pada program ASTP.
Langkah-langkah penyajian metode audiovisual secara umum sebagai berikut.
- penyajian dialog/bacaan pendek yang dibacakan guru berulang kali. Pelajar menyimak dan tidak melihat pada naskah. pengulangan dan mengingat dialog/ bacaan pendek dengan teknik meniru setiap kalimat secara serentak dan mengingat kalimat-kalimat itu. Teknik ini disebut peniruan-penghafalan (mimicry-memorization technique atau mim-mem technique).
- penyajian pola-pola kalimat yang terdapat dalam dialog / bacaan yang dianggap guru sukar karena terdapat struktur atau ungkapan yang sukar, dilatih dengan teknik drill. Teknik ini dilatih struktur atau kosakata.
- dramatisasi dari dialog/bacaan yang sudah dilatih di atas. Pelajar yang sudah hafal disuruh memperagakan di muka kelas.
- pembentukan kalimat-kalimat lain yang sesuai dengan pola-pola kalimat yang sudah diberikan
Metode Roleplay Dalam Pembelajaran Bahasa Jepang
Metode roleplay ini merupakan metode simulasi. Jadi siswa setelah melakukan metode drill, metode audiovisual, siswa wajib melakukan roleplay untuk meningkatkan stimulus siswa agar berani berbicara dalam bahasa Jepang.
Teknik cara menggunakan metode roelplay yaitu dengan cara meminta siswa SMK Jumo menggunakan bahasa Jepang pada saat mereka memainkan suatu peran. Role Playing diterapkan sebagai metode agar siswa dapat memahami, menangkap dan dapat menggunakan bahan pelajaran bahasa Jepang dengan baik. Jadi siswa itu berlatih memegang peranan sebagai orang lain pada suatu waktu yang telah ditentukan.
Berikut tahap-tahap pelaksanaan role playing dari persiapan hingga memilih materi untuk diperankan oleh siswa. Setelah itu mengarahkan siswa pada situasi dan masalah yang akan dihadapi. Misalnya tema nomor telepon denwa bango. Menanyakan nomor telepon kepada teman sebagai materi role playing. Siswa diminta untuk membayangkan situasi ketika siswa tersebut menanyakan nomor telepon kepada teman. Berikut contoh kartu role playing dalam bahasa Jepang.
- Membentuk kelompok.Setiap kelompok pemain paling banyak 5 orang
- Siswa yang tidak sedang melakukan permainan bertugas menonton.
- Pelaksanaan Role playing dilakukan kira-kira lima menit.
- Siswa diminta bermain hingga selesai
Kesimpulan Metode Pembelajaran Bahasa Jepang
Dalam kenyataannya, penerapan metode dan pendekatan di atas pada keterampilan berbahasa cukup bervariasi atau penyajiannya berlainan. Metode audiolingual misalnya, mengajarkan `berbicara` dengan teknik drill (yang bermacam-macam jenisnya), kemudian dilanjutkan dengan metode roleplay yaitu metode bermain peran yang berfungsi untuk meningkatkan stimulus siswa agar lebih percaya diri untuk berbicara dalam bahasa Jepang. Dalam metode ini kesalahan `berbicara` dihindari karena dianggap tidak menunjang kemajuan berbicara. Sedangkan pendekatan komunikatif dalam pengajaran bahasa Jepang, yang utama adalah senantiasa berupaya menciptakan bentuk-bentuk latihan yang mengacu pada information. Latihan seperti ini diperlukan dalam rangka menciptakan iklim yang kondusif dalam PBM bahasa Jepang agar para pembelajar dilatih cara-cara mengaplikasikan berbagai unsur bahasa dalam konteks yang wajar.
Selain itu nakama pongo bisa baca artikel terkait metode pembelajaran dari situs website wikipedia Selain itu nakama pongo juga bisa baca artikel terkait Cara Cepat & Menyenangkan Belajar Bahasa Jepang melalui situs website berikut ini.
Nakama pongo pasti mengetahui kalau diantara para pembelajar bahasa Jepang ada yang sekedar ingin bisa bahasa Jepang untuk kepentingan wisata dan ada pula para pembelajar yang mempelajari bahasa Jepang untuk kepentingan bidang keahlian sebagai disiplin ilmu. Belum mengetahui secara pasti, apa sebenarnya dorongan siswa SMU di Indonesia belajar bahasa Jepang?. Apakah mereka disebabkan `korban` kebijakan dalam sistem pendidikan menengah? Atau mereka semata-mata hanya ingin mengenal dan mengetahui bahasa Jepang?. Terlepas dari masalah tersebut, yang jelas tujuan pembelajar dalam belajar bahasa Jepang akan menentukan materi dan metode pengajarannya. Wajarlah apabila diantara para pembelajar ada yang hanya ingin mempelajari kata-kata salam saja dan ada pula sekelompok pembelajar yang mempelajari bahasa Jepang untuk bidang keahlian masing-masing. Kejelasan tujuan mereka belajar bahasa Jepang perlu diteliti mengingat akan berpengaruh terhadap kelancaran pembelajaran, setidaknya bisa dijadikan masukan dalam penentuan materi ajar.
Pada hakekatnya, pengkajian ulang terhadap berbagai metode, teknik, dan pendekatan yang dipakai dalam pengajaran bahasa asing pada umumnya, dan pengajaran bahasa Jepang pada khususnya merupakan suatu upaya mawas diri dan adanya rasa tanggung jawab pengajar terhadap keberhasilan pengajarannya. Di samping itu, tentunya perlu diperhatikan keempat keterampilan berbahasa yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, keterampilan berbahasa harus dikembangkan secara terpadu meskipun tekanannya pada keterampilan berbicara. Jelas sekali bahwa orientasi pembelajaran bahasa Jepang pada saat ini ditekankan pada keterampilan berbicara bahasa Jepang.
Keterampilan berbicara adalah suatu keterampilan untuk dapat mengungkapkan ide, gagasan, dan pikiran secara lisan. Demi memperlancar keterampilan tersebut, perlu didukung oleh kemampuan komunikasi.
Kemampuan komunikasi bukan sekedar “keterampilan untuk menyampaikan suatu pendapat secara lisan dalam bahasa tujuan”, namun lebih daripada itu. Adapun bentuk-bentuk bahasa yang sangat berpengaruh terhadap keterampilan berbicara bahasa Jepang adalah ucapan, kosakata, struktur, dan pemahaman terhadap faktor budaya pemakai bahasa sasaran.
Tujuan pengajarannya, yaitu diharapkan para siswa mampu menguasai lebih kurang 600 kosakata dasar, penggunaan aksara kana dan pengenalan aksara kanji sederhana, serta tata bahasa yang sesuai baik dengan tema maupun dengan anak tema yang ditentukan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan bermakna (komunikatif). Adapun konsep penting yang mendasari pendekatan ini antara lain :
Secara garis besar sistematika pembahasan meliputi bahasan teoritis dan untuk kepentingan praktis. Pada bagian toeritis dibahas sekilas perkembangan metode pengajaran bahasa asing yang berpengaruh terhadap pengajaran bahasa Jepang sebagai bahasa asing, pengkajian metode Audiovisual, dan pendekatan komunikatif, sedangkan bagian praktis (aplikatif) lebih difokuskan pada pendekatan komunikatif dalam pengajaran bahasa Jepang, terutama keterampilan berbicara bahasa Jepang. Berikut akan dijelaskan metode-metode apa saja yang sudah digunakan selama ini dalam pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Jepang
Metode Drill Dalam Pembelajaran Bahasa Jepang
Metode Drill yaitu suatu latihan menggantikan kata yang satu dengan kata lain dalam kalimat yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik dengan tujuan meningkatkan daya ingat dari peserta didik. Metode Drill ini biasa digunakan dengan beberapa kartu gambar berwarna agar dapat meningkatkan stimulus siswa agar tidak merasa tertekan dalam mengingat kasa kata dalam bahasa Jepang. Metode ini sudah sering diberikan kepada siswa pada saat proses pembelajaran bahasa Jepang, namun adapun kekurangan pada metode Drill ini yaitu membuat siswa hanya terpatok pada kosa kata yang diberikan guru melalui kartu gambar atau kartu kosa kata tersebut karena siswa hanya mengikuti atau mengulang kembali kosa kata yang dijelaskan pada kartu kosa kata atau gambar yang di tunjukkan kepada guru tersebut.
Metode Audiovisual Dalam Pembelajaran Bahasa Jepang
Metode audiovisual merupakan metode yang menstimulus siswa dalam pembelajaran bahasa Jepang melalui video terkait materi pembelajaran, karena siswa bisa melihat langsung gambarnya dan pengucapannya secara langsung. Melalui video ini membuat siswa sangat tertarik dalam mempelajari bahasa Jepang, karena belajar melalui video itu merupakan hal yang sangat menarik bagi siswa pada zaman saat ini.
Metode audiovisual berorientasi pada hasil analisis struktur bahasa dan perbandingan antara bahasa ibu para siswa dengan bahasa asing yang dipelajari (studi kontrastif) menetapkan pola kalimat yang harus dipelajari oleh para siswa serta membiasakan bahasa yang baru dengan melaksanakan drill. Para siswa dituntut perlu mengulang perkataan guru dan mengingat materi pelajaran seperti halnya dilakukan pada program ASTP.
Langkah-langkah penyajian metode audiovisual secara umum sebagai berikut.
Metode Roleplay Dalam Pembelajaran Bahasa Jepang
Metode roleplay ini merupakan metode simulasi. Jadi siswa setelah melakukan metode drill, metode audiovisual, siswa wajib melakukan roleplay untuk meningkatkan stimulus siswa agar berani berbicara dalam bahasa Jepang.
Teknik cara menggunakan metode roelplay yaitu dengan cara meminta siswa SMK Jumo menggunakan bahasa Jepang pada saat mereka memainkan suatu peran. Role Playing diterapkan sebagai metode agar siswa dapat memahami, menangkap dan dapat menggunakan bahan pelajaran bahasa Jepang dengan baik. Jadi siswa itu berlatih memegang peranan sebagai orang lain pada suatu waktu yang telah ditentukan.
Berikut tahap-tahap pelaksanaan role playing dari persiapan hingga memilih materi untuk diperankan oleh siswa. Setelah itu mengarahkan siswa pada situasi dan masalah yang akan dihadapi. Misalnya tema nomor telepon denwa bango. Menanyakan nomor telepon kepada teman sebagai materi role playing. Siswa diminta untuk membayangkan situasi ketika siswa tersebut menanyakan nomor telepon kepada teman. Berikut contoh kartu role playing dalam bahasa Jepang.
Kesimpulan Metode Pembelajaran Bahasa Jepang
Dalam kenyataannya, penerapan metode dan pendekatan di atas pada keterampilan berbahasa cukup bervariasi atau penyajiannya berlainan. Metode audiolingual misalnya, mengajarkan `berbicara` dengan teknik drill (yang bermacam-macam jenisnya), kemudian dilanjutkan dengan metode roleplay yaitu metode bermain peran yang berfungsi untuk meningkatkan stimulus siswa agar lebih percaya diri untuk berbicara dalam bahasa Jepang. Dalam metode ini kesalahan `berbicara` dihindari karena dianggap tidak menunjang kemajuan berbicara. Sedangkan pendekatan komunikatif dalam pengajaran bahasa Jepang, yang utama adalah senantiasa berupaya menciptakan bentuk-bentuk latihan yang mengacu pada information. Latihan seperti ini diperlukan dalam rangka menciptakan iklim yang kondusif dalam PBM bahasa Jepang agar para pembelajar dilatih cara-cara mengaplikasikan berbagai unsur bahasa dalam konteks yang wajar.
Selain itu nakama pongo bisa baca artikel terkait metode pembelajaran dari situs website wikipedia Selain itu nakama pongo juga bisa baca artikel terkait Cara Cepat & Menyenangkan Belajar Bahasa Jepang melalui situs website berikut ini.
KosaKata Bahasa Jepang Slank
Bahasa Jepang yang biasa didapatkan di sekolah nakama pongo mungkin bahasa Jepang dalam bentuk “sonkeigo” atau bentuk sopan bahasa Jepang, tidak ada sekolah yang mengajarkan bahasa Jepang slank atau yang. Baca Selanjutnya
Continue Reading
Minuman Jepang Beralkohol
Hai, bagi nakama pongo pecinta alkohol mana suaranya? Kali ini kami akan memberikan informasi yang sangat menarik bagi nakama pongo yang sangat menyukai dengan yang namanya minuman beralkohol. Penasaran?. Baca Selanjutnya
Continue Reading
Minuman Jepang Non Alkohol Ternyata Ada di Indonesia
Nakama pongo kemarin kita sudah membuat artikel terkait kosa kata minuman Jepang bukan, namun jika ada yang belum baca artikel tentang kosa kata minuman Jepang nakama pongo bisa membacanya melalui. Baca Selanjutnya
Continue Reading
Mengenal Kosa Kata, Pola Kalimat dan Percakapan Minuman Dalam Bahasa Jepang
Nakama pongo masih ingat kemarin kita membahas artikel tentang apa? Ya benar sekali, kemarin kita membahas artikel tentang makanan dan masakan dalam bahasa Jepang, selain itu juga dibahas sedikit tentang. Baca Selanjutnya
Continue Reading