Budaya kerja di Jepang Apa kamu punya keinginan untuk kerja di Jepang?. Wah pasti menyenangkan tentunya bukan bisa kerja di Jepang. Dengan gaji yang lebih besar dan fasilitas yang disediakan untuk para pekerja di Jepang pasti banyak yang tergiur untuk bekerja di Jepang. TIdak jarang mereka yang ingin kerja di Jepang mempersiapkan jauh-jauh hari segala yang dibutuhkan agar bisa kerja di Jepang, seperti belajar bahasa Jepang dan lain-lain. Tahukah kamu Jepang merupakan negara di Asia yang mungkin paling maju jika dibandingkan negara-negara lainnay di Asia. Perkembangan di sektor industri Jepang tidak diragukan lagi. Bahkan kita pun sudah tidak asing lagi dengan brand-brand besar yang lahir di Jepang seperti Honda, Toyota, Sony dan masih banyak lagi. Kemajuan industry Jepang tidak bisa dilepaskan dari peran para pekerja di Jepang yang memiliki semangat kerja tinggi. Bahkan tidak jarang mereka seharian penuh di kantor dan tidak memikirkan kehidupan pribadi mreka sendiri. Budaya kerja di Jepang yang penuh semangat tersebut bahkan sudah banyak yang diadopsi di barat dan lain-lain seperti budaya kerja di Jepang yang bernama Kaizen. Namun tahukah kamu justru karena budaya kerja di Jepang yang terkenal dengan tingginya semangat kerja tersebut menimbulkan masalah tersendiri di sana. Budaya gila kerja di Jepang ini biasa disebut dengan Karoshi. Bahkan tidak jarang dari mereka yang sering jatuh sakit bahkan meninggal karena memaksakan kerja dan tidak memperdulikan kesehatan tubuh mereka sendiri. Kalau kamu penasaran dengan budaya kerja di Jepang yang satu ini berikut kita ulas 5 fakta budaya kerja di Jepang yang gila yang bernama karoshi.
  1. Penyebab Kematian Terbesar Pekerja di Jepang Adalah Stroke dan Sakit Jantung
Semangat kerja yang tinggi memang baik, namun jika sampai membuat kamu kekurangan waktu istirahat hingga sering mengalami stress berat seperti yang dialami para pekerja di Jepang. Asal kamu tahu hal berbahaya yang diakibatkan dari stress berat yang berkepanjangan dan berulang-ulang dapat menimbulkan penyakit stroke dan penyakit Jantung. Ya penyakit yang penyebab kematian nomor satu di dunia.
  1. Jam Kerja Di Jepang Yang Kurang Manusiawi
Salah satu penyebab utama budaya Karoshi adalah karena jam kerja di Jepang yang sangat panjang. Lamanya waktu mereka berhadapan dengan pekerjaan tentunya membuat mereka memiliki waktu santai lebih sedikit. Namun untuk menanggulangi masalah ini pemerintah Jepang telah berusaha membuat aturan tentang pembatasan jam lembur kerja, yaitu dengan mengeluarkan aturan jam lembur satu bulan tidak boleh lebih dari 30 jam. Selebihnya pekerja boleh menolak ataupun menerima tambahan jam lembur kerja. Dtambah sebenarnya perusahaan di Jepang telah memperhatikan kesehatan para pekerjanya dengan mempersingkat jam kerja.
  1. Dalam Setahun Rata-rata Korban Karoshi Mencapai 1.456 Korban
Tingginya korban dari fenomena karohsi di Jepang membuat peneliti di sana untuk melakukan penelitian tentang budaya kerja di Jepang yang bernama Karoshi ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh departemen kesehatan, perburuhan dan kesejahteraan Jepang mengungkapkan bahwa pada tahun 2015 saja bahwa budaya kerja di Jepang karoshi telah menyebabkan 1.456 kematian. Untuk kematian yang hanya disebabkan oleh budaya kerja di Jepang, itu merupakan angka yang mencengangkan. Sebagian besar korban dari Karoshi umumnya dari pekerja di bidang industry, teknik, transportasi, pelayanan sosial dan tenaga kesehatan.
  1. Terdapat Program Santunan Yang Diberikan
Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah Jepang lainnya dalam menghadapi budaya kerja di Jepang ini adalah membuat program pemberian santunan bagi korban yang ditinggalkan oleh para korban Karoshi. Bahkan untuk korban yang meninggal karena bunuh diri, pihak keluarga dapat melakukan klaim santunan dengan syarar korban yang meninggal akibat karoshi pernah melakukan lembur kerja sebanyak 160 jam sehari. Salah satu contoh dari bunuh dari yang disebabkan oleh budaya kerja di Jepang yang bernama karohsi ini adalah seorang karyawan restoran besar di Jepang. Pihak keluarga mendapat santunan sebesar 3.9 miliar rupiah. Padahal korban baru bekerja selama dua bulan, namun karena kurangnya waktu istirahat membuat dia stress.
  1. Takut Dipecat Menjadi Alasan Pekerja Di Jepang
Alasan utama yang membuat budaya kerja di Jepang ini menjamur umumnya karena mereka taut dipecat oleh atasan. Para pekerja di Jepang terkenal dengan loyalitasnya yang tinggi, mereka tidak ingin mengecewakan atasan mereka yang telah memberikan mereka pekerjaan. Walaupun hal seperti ini positif, mereka jadi kurang memperhatikan dan memperdulikan kesehatan fisik dan mental diri mereka sendiri. Maka jangan heran akan menimbulkan penyakit stress, stroke hingga penyakit Jantung.   Buat kamu yang ingin kerja di Jepang kamu jangan khawatir. Pemerintah Jepang tengah mengupayakan fenomena budaya kerja di Jepang ini agar korban terus turun. Sebenarnya salah satu masalah penyebab budaya kerja di Jepang yang buruk itu karena Jepang kekurangan tenaga kerja. Sekarang ini pemerintah Jepang tengah mengupayakan yang terbaik untuk mengatasi masalah budaya kerja di jepang tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah di Jepang adalah dengan membuat program kerja di Jepang dengan para negara sahabat. Seharusnya ini menjadi kesempatan bagi kamu yang ingin kerja di Jepang. Apakah kamu sudah mempersiapkan segalanya untuk kerja di Jepang. Hal penting yang harus kamu siapkan adalah tentunya belajar bahasa Jepang. Jika kamu ingin kerja di Jepang belajar bahasa Jepang adalah hal mutlak yang harus kamu lakukan. Tapi di mana bisa menemukan program belajar bahasa Jepang yang terpercaya?. Kamu bisa mengikuti program belajar bahasa Jepang yang bernama Pongo Exclusive. Di Pongo Exclusive kamu akan belajar bahasa Jepang 10x lebih cepat dari biasanya orang lain belajar bahasa Jepang.  
5 Cara Membiasakan Diri Dengan Budaya Kerja Di Jepang
Fakta Budaya Kerja Di Jepang Yang Bernama 5S

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *